Penulis : Dr. Agus Hermanto, MHI Dosen UIN Raden Intan Lampung

Wasathan.com – Pada saat ini, kemajuan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita elakkan lagi, bahkan setiap detik kita kerap kali bersentuhan dengan kecanggihan teknologi, mulai dari handphone, sebagai media komunikasi yang menawarkan banyaknya program, misalnya WhatsApp, Facebook, Instagram dan lainnya. Kecepatan teknologi pada saat ini dan kecanggihannya merupakan wujud nyata bahwa Allah menganugerahkan akal pikiran kepada manusia, sehingga dengan pikiran itu, manusia senantiasa berkembang dan semakin berinovasi.

Era Disrupsi ini kita kenal dengan era ketergantungan seseorang pada media online, sehingga apapun yang kita butuhkan seakan nyata ada dihadapan kita, kita membutuhkan makanan, minuman, pakaian dan segala kebutuhan lainnya, seakan kita tinggal memesan dan dalam waktu sekejap akan datang dihadapan kita.

Dr. Agus Hermanto, MHI Dosen Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung

Dulu kita mengenal adanya dunia global, sehingga tidak ada batas kehidupan ini dalam beberapa hal yang urgent. Artinya, pada masa lalu sebelum kita memasuki masa global, ingin melihat bagaimana keadaan keuangan di Eropa, kita harus berhari-hari mendapatkan informasi tersebut, namun pada saat ini, tidaklah seperti yang terjadi pada masa lalu, sehingga setiap sesuatu informasi yang kita inginkan, senantiasa ada dalam waktu sekejap, seakan dunia kita genggam, dan seakan tiada batas jaringan di alam ini.

Dalam beberapa teks al-Qur’an, Allah menggambarkan beberapa cerita surga-Nya Allah, dimana manusia akan merasakan banyaknya kenikmatan yang jika kita mengharapkan, maka dalam waktu sekejap dapat kita miliki keinginan tersebut. Pada saat itu, mungkin pikiran manusia akan merasa abstrak dan tidak nyata, meskipun percaya, tapi pada saat ini, dunia telah membuktikan, bahwa gambaran surga yang awalnya tidak masuk logika, kini telah nyata. Betapa kebesaran Allah yang ditunjukkan kepada kita, yaitu surga dunia.

Untuk menyikapi era digital, maka janganlah kita lengah, sehingga kita akan terbawa pada arus yang akan menelantarkan kita pada suatu sudut yang instan, melainkan harus adanya keseimbangan, agar kita bijak dan arif dalam memahami dan memanfaatkan. Untuk itu, akhlak dalam beragama menjadi penting untuk menyeimbanginya, karena tanpa adanya akhlak, maka masa jahiliyah kedua akan mungkin terjadi, bukan karena manusia semakin bodoh, melainkan manusia semakin minimnya akhlak, padahal akhlak di atas ilmu.

osisi akhlak dan ilmu seperti halnya meja, ilmu ibarat tiang meja atau kaki meja, sedangkan akhlak adalah atas meja yang menjadi wadah atau tempat untuk meletakkan. Ibarat meja tanpa kaki, maka tidaklah akan terjadi keindahan dan keseimbangan, dan begitulah ketika ilmu tanpa dibarengi akhlak ataupun akhlak yang tidak dibarengi ilmu. Maka keseimbangan antara ilmu dan akhlak sebagai satu kesatuan yang saling membutuhkan, dan begitulah kemajuan teknologi yang senantiasa berkembang pada era Disrupsi ini, kita tidak akan mungkin melepaskannya sama sekali, namun juga tidak akan pernah memanfaatkannya sama sekali.

Islam mengajarkan kepada kita untuk menjadi yang sedang, ditengah adan berimbang. Begitulah agama Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menjadi orang yang selalu memikirkan keseimbangan baik kebutuhan duniawi maupun ukhrawi. Wallahua’lam.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *